Ini kesekian kalinya saya kembali ke kantor kelurahan yang sama cuma buat nagihin KTP saya yang hampir setahun ga jadi-jadi :(
Plis, Bapak! KTP saya manaaa? #nangis
Saya merasa ada yang salah sama Kelurahan ini. Entah itu managementnya atau entah pegawainya yang kurang telaten.
Tapi satu hal yang saya yakin ini ironi buat saya adalah soal pegawai.
Bayangkan ya, kaka. Pegawai kelurahan itu tulisannya kayak stenografi, baca tulisan beliau sendiri di buku data aja beliau kewalahan dan minta tolong bacain sama saya. :(
Pegawai yang satu ini juga, sepertinya sudah agak tidak sehat karena faktor usia. Dan saya agak kasihan membayangkan beliau duduk seharian dan menerima omelan orang-orang semacam saya :(
Duh! Nurani saya berontak. Tapi saya juga kesel KTP saya ga jadi-jadi. #nangis
Saya berpikiran kenapa juga bapak pegawai itu gak diganti yang lebih produktif saja. Toh bapak itu juga PNS--beliau punya NIP, dia masih tetep dapat gaji untuk menghidupi keluarganya--kalo dia punya keluarga.
Jadi semuanya enak bukan? Bapaknya bisa istirahat, kerja kelurahan tetap produktif, keluarganya Bapak itu tetap bisa makan, dan orang yang datang ke kelurahan ga perlu teriak-teriak untuk sekedar ngucapin data diri mereka atau berkomunikasi sama pegawai yang jaga. :)
Mungkin beberapa minggu lagi saya akan kembali kesini dan nagih KTP saya sembari berharap: bapak itu sudah diganti.