"Saya sadar ini bukan De Javu. Saya benar-benar berada di sini dan memandang semua mata yang penuh terka dan kira-kira, soal apa yang akan terjadi di detik-detik selanjutnya,"
Sehari yang lalu, Kiarapayung, untuk kesekian kalinya saya tapaki. Tempat yang 2 tahun sebelumnya saya datangi untuk acara yang sama: Persami, Perkemahan Sareng Mahasiswa KPI, terulang lagi. Bedanya? Tentu ada. 2 tahun yang lalu saya datang sebagai peserta, hari kemarin itu saya datang sebagai MC berbaju kaos dan bersepatu crocs yang merangkap divisi publikasi dokumentasi. Perubahan terjadi dimana-mana, bukan? Seiring umur yang mengubah segalanya kian dewasa dan menua.
Persami 2011 diisi Pelantikan BEMJ, bedah buku Tahun Tanpa Tuhan bikinan A Mughni dan inaugurasi sampai pagi. Persami 2013 diisi Joged Cesar-atau siapalah nama dia, saya kurang begitu peduli bahkan soal cara menulis namanya, Forum Sharing BEMJ dan inaugurasi yang masih saja sampai pagi. Degradation, happens everywhere, memang. Meski kemudian ada sisi baiknya dimana lagu-lagu Iwan Fals dinyanyikan oleh KPJ, Komunitas Penyanyi Jalanan, yang rutin didatangkan BEMJ KPI dari acara satu ke yang lainnya.
--
Persami 2011 jadi momentum awal saya mencintai KPI, mengagumi A Mughni dan menerima kenyataan di keluarga inilah saya mesti berjuang menyebrangi ketidakpastian-ketidakpastian dalam hidup. Bahwa dengan Jargon "KPI Dulur!"lah saya akan menjadi mahasiswa baik yang pantang bolos dan menyontek, masuk BEMJ dan jadi aktivis yang bukan cuma hadir secara nama namun juga ide, pemikiran dan gerakan.
Tapi hari kemarin, 2 tahun setelah ekspektasi saya terhadap diri saya, waktu Persami 2013 sedang dinikmati, saya tersadar semua itu konyol. Saya memang menepati janji soal pantang menyontek, tapi saya pernah bolos dengan sadar dan sengaja, melupakan janji masuk BEMJ dan hanya berkontribusi di gerakannya baru-baru ini. Saya menyesal? Tentu. Sebanyak apa? Sebanyak debu goresan di layar ponsel saya.
Di Persami 2013, muncul harapan yang baru. Saya masih punya 1-2 tahun untuk menjadikan harapan saya 2 tahun lalu benar-benar terwujud. Mungkin better late than never adalah benar. Di samping itu, saya bersyukur punya adik-adik tingkat yang banyak dan baik, bersyukur karena Tuhan masih memberi KPI kesempatan untuk berkeluarga lebih besar lagi. Di antara harapan-harapan saya soal saya, hadir harapan-harapan soal mereka, adik-adik saya di KPI itu. Bahwa mereka akan lebih baik dari saya dan bisa mencapai apa-apa yang gagal saya lakukan hingga semester 5 ini.
Sehari yang lalu, Kiarapayung, untuk kesekian kalinya saya tapaki. Tempat yang 2 tahun sebelumnya saya datangi untuk acara yang sama: Persami, Perkemahan Sareng Mahasiswa KPI, terulang lagi. Bedanya? Tentu ada. 2 tahun yang lalu saya datang sebagai peserta, hari kemarin itu saya datang sebagai MC berbaju kaos dan bersepatu crocs yang merangkap divisi publikasi dokumentasi. Perubahan terjadi dimana-mana, bukan? Seiring umur yang mengubah segalanya kian dewasa dan menua.
Persami 2011 diisi Pelantikan BEMJ, bedah buku Tahun Tanpa Tuhan bikinan A Mughni dan inaugurasi sampai pagi. Persami 2013 diisi Joged Cesar-atau siapalah nama dia, saya kurang begitu peduli bahkan soal cara menulis namanya, Forum Sharing BEMJ dan inaugurasi yang masih saja sampai pagi. Degradation, happens everywhere, memang. Meski kemudian ada sisi baiknya dimana lagu-lagu Iwan Fals dinyanyikan oleh KPJ, Komunitas Penyanyi Jalanan, yang rutin didatangkan BEMJ KPI dari acara satu ke yang lainnya.
--
Persami 2011 jadi momentum awal saya mencintai KPI, mengagumi A Mughni dan menerima kenyataan di keluarga inilah saya mesti berjuang menyebrangi ketidakpastian-ketidakpastian dalam hidup. Bahwa dengan Jargon "KPI Dulur!"lah saya akan menjadi mahasiswa baik yang pantang bolos dan menyontek, masuk BEMJ dan jadi aktivis yang bukan cuma hadir secara nama namun juga ide, pemikiran dan gerakan.
Tapi hari kemarin, 2 tahun setelah ekspektasi saya terhadap diri saya, waktu Persami 2013 sedang dinikmati, saya tersadar semua itu konyol. Saya memang menepati janji soal pantang menyontek, tapi saya pernah bolos dengan sadar dan sengaja, melupakan janji masuk BEMJ dan hanya berkontribusi di gerakannya baru-baru ini. Saya menyesal? Tentu. Sebanyak apa? Sebanyak debu goresan di layar ponsel saya.
Di Persami 2013, muncul harapan yang baru. Saya masih punya 1-2 tahun untuk menjadikan harapan saya 2 tahun lalu benar-benar terwujud. Mungkin better late than never adalah benar. Di samping itu, saya bersyukur punya adik-adik tingkat yang banyak dan baik, bersyukur karena Tuhan masih memberi KPI kesempatan untuk berkeluarga lebih besar lagi. Di antara harapan-harapan saya soal saya, hadir harapan-harapan soal mereka, adik-adik saya di KPI itu. Bahwa mereka akan lebih baik dari saya dan bisa mencapai apa-apa yang gagal saya lakukan hingga semester 5 ini.