Tuesday, March 12, 2013

A Forgetable One


"Hampir setiap orang suka diingat. Tanpa peduli ia diingat sama orang yang penting bagi dirinya atau engga.."

Saya bukan orang yang mudah mengingat orang, pun bukan orang yang mudah diingat oleh orang lain. Bisanya saya ingat tanggal-tanggal kecil, peristiwa atau sesuatu yang bikin saya berpikir keras, tapi orang-orang disekitar hal-hal tersebut sering saya lupakan.
Kurang baik, memang, karena bagaimanapun orang di sekitar hal-hal yang terjadi itu penting. (Sebuah predikat gak akan terjadi tanpa subjek, kan?)

Dulu, saat saya kelas 3 SD, orang tua saya memutuskan agar saya pindah sekolah ke daerah Bandung Timur. Banyak yang saya tinggalkan di sekolah bernama Soka II itu; kelas-kelas yang menemani saya selama 3 tahun, guru-guru yang sering memarahi saya karena saya -hampir selalu- lalai mengerjakan PR, ayunan dari ban mobil bekas di taman belakang, sejuta cerita hantu yang muncul karena isu bahwa sekolah kami itu bekas rumah sakit dan tentu saja teman-teman yang entah berapa jumlahnya.

Diantara mereka, teman-teman saya itu, ada beberapa yang saya ingat namanya. Orang yang paling saya ingat bernama Ane. Kulitnya putih, rambutnya hitam kemerahan dan dipotong sebahu. Sayangnya, saya melupakan nama panjangnya, dan tak pernah menemukannya dimanapun, termasuk di dunia maya.
Ingatan saya soal Ane dan beberapa teman SD saya muncul ketika suatu hari saya mendapat permintaan pertemanan di akun fesbuk saya. Permintaan pertemanan itu datang dari seseorang bernama Fitri. Fitri ini mengatakan bahwa dia teman SD saya di SD Soka. Lama saya mengingat-ingat, tapi saya sama sekali tidak menemukan nama Fitri di memori saya tentang SD Soka.

Rasanya memang kurang menyenangkan kalo kita inget sama seseorang yang ga nginget kita, Fitri juga mungkin merasakan itu. saya juga pernah ko digituin.
Ketemu teman lama dan dia membalas sapaan kayak ga peduli. Padahal sapaan buat dia penuh hangat dan harapan, kita bisa temenan sedekat dulu atau apalah.

Dilupakan, ternyata lebih mudah dari melupakan ya? Setuju ga?
Orang yang berkesan buat kita juga belum tentu menganggap kita berkesan. Oh, ini kenyataan menyebalkan.

Tapi kalo seseorang melupakan kita, cuma ada dua pilihan yang disodorkan dunia sama kita: berusaha agar dia inget kita, inget kenangan kita, atau... Relakan aja.
:)

No comments: