Wednesday, February 29, 2012

Ketika Sekre Beristighfar

Hari ini saya ke sekre Suaka dengan sejuta cinta di rongga dada. (Halaaahh..)
Rencananya akan ada diskusi rutin yang dilaksanakan mingguan. Suaka sepakat untuk melaksanakannya hari Rabu. Entah kenapa. Tapi mungkin karena Rabu adalah hari tengah bagi weekdays. Jadi Rabu harus digeluti, tidak boleh disia-siakan dengan berpikir yang tak perlu. Mungkin.




Sesampainya di sekre, saya mendapati beberapa manusia. Semuanya lelaki dan semuanya sedang merokok. Memang ada juga beberapa yang terlihat hemaprodit. Tapi tak apa, mungkin karena mereka merokok, akan saya golongkan saja mereka jadi lelaki. (Siapapun boleh bilang saya kaku soal gender, tapi bagi saya, perempuan itu tetap tidak merokok).

Melihat asap yang mengepul, saya urung masuk dan hanya ber-say hi! ria, kemudian memilih duduk di luar saja.

Sunday, February 26, 2012

It's Been Along Time

Sore ini, saya tiba-tiba dipanggil (lagi) dengan sebutan "bocah". Fortunately, ini bukan karena saya menunjukan sisi kekanakan saya pada orang yang memanggil saya dengan sebutan demikian. Lantas? Ini terlebih karena orang yang memanggil saya ini, memang saya panggil "Om". Pantas bukan? Seorang Om dan seorang kemenakan yang dipanggil "bocah". :D

Tentang panggilan "bocah" ini pernah seseorang labeli pada saya, sejak saya berseragam abu sampai beberapa saat sebelum saya menanggalkan seragam abu itu untuk selamanya. Lucu memang, mengingat umur saya dan orang ini hanya terpaut 20 bulan saja. Saya memanggilnya "Kaka"--tanpa huruf "K" dibelakang. Panggilan biasa pada orang yang lebih tua. Tapi di antara kakak-kakak lainnya, kakak yang satu inilah yang saya rasa paling spesial. Kenapa? Kaka banyak mengajarkan saya hampir soal segalanya yang saya butuhkan, untuk menjadi lebih dewasa, atau lebih muslimah. Dan hebatnya, hubungan adik-kakak saya dan Kaka tidak sama seperti saya dan kakak-kakak lainnya: apa lagi kalo bukan yang berhubungan dengan sensitifnya cinta anak belia, yang hinggap dan terbang sesukanya.:)

Hahahaha :)


Ejja's Postcard to Winnie

"Karena kamu hanya punya dua kemungkinan,
setelah melepaskan aku sebagai teman dan memulainya dengan orang lain.
Pertama, kamu memulai dan menjalaninya dengan baik, sehingga ia,
teman barumu itu tidak kamu tinggalkan
seperti aku.
Kedua, kamu melakukan kesalahan yang sama, dan kehilangan dia
setelah kehilangan aku.
Terserah kamu."



Friday, February 24, 2012

Hari Ini Berat Banget, Kaka..


Akhir-akhir ini jam tidur saya agak gak asik. Biasanya berjam-jam saya hanya guling-guling, baca sambil tiduran, membuat beragam ukuran origami, baca-baca posting fiksi mini di salah satu grup fesbuk, atau melamun-lamun di depan cermin. Ini tidak baik. Saya tau itu. Salahnya, saya tidak tau cara menghindari atau mengenyahkannya dari malam-malam yang saya rasa panjang melintang menuju pagi.
Pun untuk tidur siang, faktor ketidakbiasaan sama jadwal kuliah ditambah rengrengannya membuat saya, rasanya, tak punya waktu. Mungkin hari Minggu atau Sabtu, baru saya punya waktu luang untuk tidur atau sekedar leha-leha di siang hari.

Hebatnya, siang ini saya tidur siang. Entah kelelahan di minggu ini atau apa, tidur saya nyenyak sekali. Hari ini memang libur. Mata kuliah Tasawuf dan Bahasa Arab resmi sudah pindah jadwal ke hari Senin dan Selasa. Tidur siang saya yang nyenyak pun lancar terlaksana.

Hingga ponsel saya berdering, Skipalong-nya Lenka mengalun, mengusik tidur saya. Saya terbangun. Tergagap menatap layar ponsel dan buru-buru mengatur suara. Seorang yang penting dari jurusan saya menelepon, mengatakan kalau surat kerjasama, permohonan sambutan dan proposal harus siap sebelum jam 2. Untuk konsolidasi dengan rektor, katanya. Saya kaget dan sedikit kelimpungan. Jam 2? Ini jam 1.36, Beliau bilang jam 2?? Akhirnya saya menjelaskan kalau printer rumah saya cuma hitam-putih dan rumah saya jauh dari tukang print. Tapi nampaknya beliau tidak mau tau. Ah, baiklah, semacam profesionalisme, mungkin ya. 

Setelah telpon ditutup, saya langsung menuruni tangga, menyalakan komputer, mengedit beberapa kata dari surat dan proposal yang harus difit ulang karena ada tambahan dan berpakaian sekenanya. Beres dari itu saya langsung menuju kampus, di atas motor, rusuh, saya melihat jam. Jam 1.56! Saya stres bukan main.

Sesampainya di kampus, saya memasuki tempat print tedekat dan mengeprint beberapa surat, juga proposal yang dipesan. Saya ingat jelas bahwa saya hanya membawa 19.000 saja, karena saya pikir itu akan cukup untuk hal yang satu ini. Sialnya, Segala rentetan ini berharga 19.300. Kurang 300 rupiah! MasyaAllah, saya menyesal meninggalkan dompet di kamar. Akhirnya dengan maaf berulang-ulang, saya izin mengambil uang dulu sama si pemilik tempat print. Wajah saya, yang selepas tidur siang itu hanya saya basuh dengan segayung air, entah bagaimana rupanya. Malu, capek, kumal, kucel, ah! Tidak nyeni sekali.

Dengan langkah terburu saya meninggalkan tempat print dan menuju rektorat di bawah matahari yang panas. Jantung saya berdegup tak karuan sambil berharap dana dari rektorat cair, biar kepanitiann ini lebih lenggang kalau melangkah. Saya mengirim beberapa sms ke orang penting yang tadi menelepon saya, tak ada balasan. Dengan gamang saya duduk di taman rektorat yang sudah kurang asri itu, sendirian.

Beberapa menit berlalu, orang penting itu turun dari tangga, bersamaan dengan itu saya melihat ketua pelaksana pelatihan ini menaiki tangga. Orang penting itu memegang amplop. Tersenyum penuh arti pada saya dan sang ketua. Sang ketua membalas senyumnya. Sedang saya cuma mengerutkan kening: BAGAIMANA BISA DANANYA CAIR SEDANG SURAT DAN PROPOSALNYA MASIH SAYA PEGANG ERAT DI TANGAN SAYA?

Saya bertanya penuh curiga dan sang ketua cuma bilang: "Ini diplomasi,"

Hah? Tampar saja saya sekalian. Saya membela administrasi mati-matian, tapi dengan birokrasi dan diplomasi yang kurang ajar, administrasi jadi sia-sia. Ini instansi kan? Ini organisasi kan? Ini kepanitiaan kan? Tiba-tiba saya jadi ragu. Emosi saya menggelegak. Rasanya siang ini makin panas.

Sesudah perdebatan yang tidak terlalu penting di fesbuk, dengan senior saya perihal ini, saya menemukan gambar yang cukup menenangkan dari Waves of Gratitude.


Move on dari keruwetan ini. Biar saja idealisme saya hanyut, atau hancur seperti kacang polong rebus.
Well, hari ini berat banget, kaka. Padahal saya sudah pake pesawat sederhana buat meringankannya. >,<

Thursday, February 23, 2012

Life Locked Me Out



Hari ini saya menjemput Tuwi di sekolahnya. Sekitar 30 menit menunggu, siswi kelas 2 SD berambut pendek itu meneriakan nama saya dari seberang parkiran, “Mbak atuuuu..” teriaknya lantang. Beberapa orang menoleh, sedang saya cuma menepuk jidat. Dasar anak kecil, batin saya.
Tuwi itu anak yang lucu, cerdas juga. Tingginya mungkin 1 meter, atau lebih. Kakak dari saudara kembar ini, aslinya bernama Trully Shafwa Winarno. Dipanggil Tuwi, atau Kakak Tuwi karena dia yang menginginkan dipanggil begitu.

Sepulang menjemput Tuwi, saya mampir cukup lama di rumahnya. Lalu sekitar jam 4, saya pulang. Baru sampai di Cinunuk, saya menerima SMS dari nomor tak dikenal: “Ratu keluar rumah dong,” SMS ini cukup membuat saya kaget. Saya membalas 2 kali, soal siapa dan memberitahukan kalau saya masih di jalan. Tak ada balasan. Akhirnya saya memasukan ponsel saya ke dalam tas karena sore itu mulai hujan.

Beberapa menit kemudian, Ka Godi, kaka senior saya di Suaka, mengsms saya, isinya tentang ajakan mampir ke Podomoro, sebuah kedai dari ayaman dekat jalan Cilengkrang. Ka Godi juga bilang, di sana banyak anak-anak. Sayangnya hari itu saya harus mengangkat jemuran, memasak nasi buat makan malam, juga mengeringkan diri saya yang basah kehujanan. Saya membalasnya dengan tidak bisa.
Kira-kira 100M dari rumah saya, ponsel saya berdering lagi, nomor Ka Godi memanggil. Saya menekan answer button dan mendengar suara Teh Nirra, kaka senior saya di Suaka juga, bicara di seberang sana. Isinya sama, ke Podomoro sekarang. Akhirnya, sesampai di depan rumah, saya malah melewatinya dan melanjutkan perjalanan ke Podomoro yang jaraknya mungkin sekitas 3 atau 4 KM.

Sesampainya di sana, cardigan dan kaos helter neck saya sedikit kuyup. Kaos kaki, sepatu dan rok saya juga sama, bedanya hanya mereka punya bercak-bercak dari lumpur di jalan. Begitu meminta maaf keterlambatan, duduk dan menatapi mangkuk-mangkuk kosong, saya langsung dipesankan es campur dan merasa kebingungan. Podomoro tidak punya minuman hangat. Hari yang cantik, batin saya.
Akhirnya, kami ngobrol-ngobrol kesana kemari, soal film Korea—yang saya kurang mengerti, yang sedang diputar di TV kedai itu, soal bilingual school, soal ayah Ka Godi, soal kacamata optik dan rengrengannya, soal tipe perempuannya Salman dan Ka Godi, pokoknya kesana kemari sekali.

Menjelang maghrib, saya pulang. Dan membekam diri saya selama beberapa saat di kamar tanpa menyalakan lampu. Saya menarik selimut sampai kepala, dingin dari kaos saya yang belum kering menyelinap. Tapi saya sedang merasa dekat sekali dengan kesepian, jadi saya biarkan. Dalam kondisi kedekatan dengan rasa sepi, saya tiba-tiba teringat percakapan saya dengan seorang teman, Sansan namanya.

Pic from Tumblr
“Ah, bukannya kamu juga kadang-kadang suka pengen sendirian ya, Ra?”
“Engga ko. Kalo aku lagi sendirian atau menghindar dari ramai, sebenarnya itu bukan mau aku,” bantah saya.

Kira-kira begitulah percakapannya. Saya tak pernah benar-benar mau sendirian, sebelumnya. Tapi menjelang maghrib ini saya benar-benar ingin mendekati kesepian, saling menyapa dengannya dan bicara kenapa saya dan sepi ucapkali berjumpa saat saya tak ingin. Tapi rupa-rupanya saat ini si sepi sedang tak enak badan dan kepingin istirahat tanpa cakap. Jadi saya meninggalkan kamar dan mengganti baju basah saya lekas-lekas.

Adzan menggema, sebelum wudlu saya sempat mengirim pesan pada lelaki yang ada bunga matahari di matanya: “Maghriban dulu. Pulang jam berapa hari ini? =)” Tidak ada jawaban. Akhir-akhir ini selalu begitu. Sepi-sepi saja. Mungkin inilah alasan kenapa sore ini saya mendekati sepi, mencoba mengakrabinya, juga memulai percakapan yang belasan tahun tidak saya inginkan. Mungkin, beberapa saat ke depan saya memang harus bersahabat dengan sepi, menjalin hubungan yang romantis biar saya bahagia meski berkubang di dalamnya. =)


Monday, February 20, 2012

Passion of Writing!



Im so exciting with writing, lately. Especially for today. People may call it as Passion of Writing--or Writing Passion? I don't any longer care about it. :P

Based what happens, happened and happening with me, Passion of Writing is something like believe in God. Sometimes low, and sometimes so high and grows fast. All we need just find way to keep it high. Like believe in God, Passion of Writing makes our brain and heart lighten :D
Ask me why? Because in this case, we'll have something to expose our burdens, make them relax and finally, feel so light.

I realize that my skill on writing is so bad and my idea is so usual. And I get a trouble to finish what I've begun. I forget all ending of my fiction stories, Im so shy to publish t so people can read it, I .. Get a hard way to find my own self. Ah.. And yeah! Life must go on, I stop means I leave.

By the way, I've found a good picture on Facebook. :)

 
The Pis is from Here

Well, I passed a busy day. A lecturing, pushed me down. There're so many tasks fly around my head. Huft.
Tonite, I'll sleep late because my Arabic Language's Tasks. It's so hard even Riza do much more than me.
Maybe tonite, I can't sleep cause I can't wait for my presentation tomorrow. That will be great!
*great is the fascinating moment you make a presentation with arabic language >.<

It's late nite. Im on kidding when told you that I can't sleep cz wating. Im hard sleepy now and really wanna go bed.
So see you, fellows. Im going to sleep now :)

An Old Movie, Promises and Literature Rubric


Guess what happens today?

I woke up this morning and realized I was sleeping on sofa during the nite. I remember the old movie I wanted to watch last nite and get a hurt. That was a movie I wanted to watch since last week. How could I pass it?
I have received a permittion to sleep late last nite and I pass that movie? Rrrr...>.<

The Old Film's Poster is from here

Okay, forget the movie. It's an old one, and Canubi encourages me to buy the CD or just rent that one. So what? I have no problem about this anymore. -______-"





Well, let's talk about the girl today. :)
The girl today is Faridah Nuril Bayani.--Her nick name is Farfaaar :D

Farfar is a girl in the same organization I've joined. She's smart and have a cute cheeks. (Hohoho). She's about 17 and studying at a good Senior High School in Bandung.

This morning, I've received a message from her. She asked for my leisure time on Saturday, and propose me to be a informant on her old Junior High School's event. I replied, yes and the another promise has created. Ah!
 Promise..
Can I?

Im so worry with promise, it gives me a lotta traumatic moments -____-"

Need sample?
I break my promise to join my little sisters-brothers whose actually have grown up on their event at school, today.
That's a bad thing. I hate starting my day to do a bad thing. :(

But, well, I hope this promise can be pay as good as what I hope.




And still in this morning, I've known that I get a responsibility to handle Literature Rubric.
I mean, who'll write for me? I have none!

Well, Im hopin' someone likes angel come and brings me anything with something that include the literature inside.
Aamiin.



P.S:
Those words maybe contain unusual grammar or a fault on it, I'm in serious learning to write in English well. So please tell me wherever you find that. :)
Thanks. :D

Thursday, February 16, 2012

Apologi dan Cerita Tentang PRD

Hallo, fellows! :D 

Sore yang asyik setelah melewati siang yang panas. Beberapa menit yang lalu saya ada di balkon, sama se-mug penuh teh pahit hangat, duduk di kursi bambu yang warnanya udah ga cantik lagi diserap cuaca dan membayangkan dia--si canubi`ʃƪ)  tentang kenapa dia mirip bala-bala, kenapa dia bisa tau hampir segala hal yang saya ingin tau, tentang kenapa dia selalu punya kejutan aneh-aneh yang menyenangkan, tentang kenapa bisa ada bunga matahari di kedua matanya, ya.. Begitulah. Canubi ga pernah berhenti jadi pertanyaan sengit selama ini.
Jadi aja bicarain canubi teruus >,< Ah!

By the way, fellows, siang tadi, saya membunuh waktu di PRD. FYI, PRD itu ruang perpustakaan referensi dosen. Berdasarkan namanya, ruangan perpustakaan ini memang dibikin untuk referensi dosen. Dengan kata lain, mahasiswa ya ga berhak ada di sana.
Tapi nyatanya banyak mahasiswa yang nyari tugas disana. Mulanya, untuk saya, adanya mahasiswa di PRD itu rada kontroversial juga mengingat nilai guna dari itu perpus yang diperuntukan untuk dosen. Lucunya, pengurus

Wednesday, February 15, 2012

Hari Ini Aku Bolos Diskusi Suaka, Kakaks..

Hari ini aku bolos diskusi Suaka, kaka! Aku ga suka bolosss. :(
Ini gara-gara pelatihan jurnalistik yang berkasnya berjubeeel itu. Tadi kami maketin banyak paket yang mau disebar ke sekolah se-Garut. Masya Allah sekalilaahh..

Soal pembolosan diskusi Suaka, aku makin merasa jadi anak magang yang terhinakan. (Oo.. God, please.. >,<)
Kenapaaaaa?
Sebabnya ada dua..
Satu, aku gak pernah sekalipuuuuun ngirim berita online meski bahasannya aku dapet banyak. Aku ga ada ghirah nulis kalo ga kepepet -_- 


Omong-omong soal nulis, Kaka Dani sms aku waktu aku lagi di kelas. Dia bilang, anak HMJ mau ngadain pendataan minat. Jadi kelas  ga boleh bubar dulu.
Setelah beberapa anak HMJ masuk, mereka nyuruh kami nulis nama, alamat email, nomor telpon sama minat kita.
Pilih satu diantara ini:
  • Public Speaking: bahasa anak UIN-nya "Khitobah".
  • Writing: bahasa anak UIN-nya "Kitabah"
  • Radio, Films and Television Broadcasting: bahasa anak UIN-nya "I'lam"
Dan waktu Orientasi Jurusan kemarin, aku milih nulis. Tapi hari ini, aku milih broadcasting. Ga istiqamah juga sih. Tapi gimana.. Aku udah males nulis :(
Dilematis sih, apalagi sekarang aku pengen banget jadi wartawan. Yaa.. Seenggaknya wartawan kampuslah. Tapi dengan semangat aku yang suram dalam kepenulisan...

Aku jadi gak yakin kalo aku bakal beneran pegang kartu pers. :(

Apa jadinya wartawan tanpa menulis???

Hupp* Baiklah, balik ke yang tadi, alasan kedua aku kenapa aku bilang aku adalah anak magang yang terhinakan adalaaah...

Ini, aku ga diskusi mingguan. Meski cuma ga dateng sekali, tapi... aku merasa lengkap terhinaaaa. Hiks!
>,<


Wartawan tanpa nulis, tanpa tukar pikiran juga. Huuuuft sekali.

Aku jadi kepikiran berenti punya cita-cita wartawan deh. Aku ngerasa cuma punya idealisme tanpa aksi..
Aku ga mau jadi pemegang kartu pers tapi kualitas dalam diri aku aja masih aku pertanyakan.
Aku balik lagi aja ke dunia yang dulu, yang imajinatif, yang kalimatnya fiktif, yang jarang berdasarkan data, yang semaunya aku aja.



Hallo, the another dream list, say welcome to me..

Monday, February 13, 2012

Strawberry!


Pic by me, take near balcony - 13.14, Feb 13 2012
"Terima kasih untuk sekotak stroberi tadi pagi. Kamu baik sekali. Aku tau kamu pasti mengelak jika aku bilang tak usah repot-repot. Tapi jauh dalam keinginanku, aku tetap akan berkata demikian."

Friday, February 10, 2012

A Menu for You and I Someday

I'm in love with imagining. I love to visualize my dreams on my mind.
I love to see everything I can't see with my eyes.
I love to close my eyes in the middle of crowded and feel the silence.
I love to be sink around the future and you..

My imagination today brings me to the menu when we have already married, someday.

I imagine, for every weekdays you and I will be so busy as usual. Everythings we do will be in hurry.
I'll tidy up my veil in hurry, and tidy up your tie with the same way too.
We'll have no time to sit and praise each other.
Traffic and tasks can not waiting for us.


That's mean we don't have time to breakfast and just takin' this in hurry.















I imagine, you and I will be have to saving our money to renovate our home.
To make it happens, you'll need to take a lunch box for lunch, so do with me.
 But unfortunately, because we're always in hurry,
 I just bring you and I this..






















And at the nite you and I have already arrived home,
we'll so tired and forget to have a dinner.
At the midnite you wake up and feelin' so hungry. You'll go downstairs to open the refrigerator, 
but you've forgot something, that we don't have a refrigerator yet.
You'll back upstairs and find me sleep tightly.


And you'll watching me sleep with this emoticon...










Pic here takin' by me, 1st @Al-jamiah, 2nd @Ma Hum and 3th from emoticonally face.

Friday, February 3, 2012

"We will not grow old, darl.."

I have one catchy song to you. This's awesome. :)
Just replay it more than 20th, and you'll feel the sense :D
 
Lenka - We Will Not Grow Old
You and me will be lying side by side - Forever forever
Underneath this adolescent sky - Together together
And you will hold my heart inside your hand
And You'll be the one, the one to tell me

Oh, we've got a long, long way to go, to get there
We'll get there
But oh, if there's one thing that we know
It's that we will not grow old

You made me swear that our hearts will never die - No never, no never
Cause no one seems to believe that we can fly - Forget them, forget them
Oh, you told me

Oh, we've got a long, long way to go, to get there
We'll get there
But oh, if there's one thing that we know
It's that we will not grow old

Oh, how could we know that day, it came with age
That oh, the feeling would fade... 

Oh, we've got a long, long way to go, to get there
We'll get there
But oh, if there's one thing that we know
It's that we will not grow old
Carl and Ellie Fredericksen from the film UP (2009)

IM MAD OF THIS SONG and attributed this to you who I mad for too. :p
Wanna see a great video of this song? I found it on youtube, just click here.
The models of that video is Carl and Ellie, a Pixar characters on UP Movie. I really cried when watch that movie. It had a good touchy love story. :)