Kebebasan
hari ini telah menghembuskan angin sejuk bagi mereka, manusia yang ingin
menjadi penulis. Bagaimana tidak? Citizen Jurnalism hari ini sudah melampaui
batas-batas tertentu dalam kegiatan menulis. Misalnya saja kode etik
jurnalistik yang paling sering dicuatkan ke permukaan pers Indonesia. Insan
jurnalis masa kini, bisa saja menulis tidak sesuai fakta, bahkan disisipi
keperluan-keperluan tertentu dalam konten tulisannya tanpa diketahui pihak
bersangkutan, yang menyuarakan secara lantang tentang kode etik jurnalistik.
Bicara
tentang kebebasan menulis, berarti bicara tentang sebab-sebab mengapa bisa
terjadi degradasi besar-besaran dalam dunia jurnalistik. Sebab yang utama
adalah globalisasi. Seperti yang kita ketahui bersama, globalisasi tidak hanya
mengubah pandangan manusia dalam berpikir. Tapi juga mengubah cara manusia
dalam menyampaikan pikiran-pikirannya.
Dalam konteks inilah dunia jurnalistik
mengalami perubahan: jejaring sosial, media menulis seperti blog dan website
berkembang bagai jamur di musim hujan. Selain akses yang kian mudah, cara
berbagi pola pikir lewat media maya ini juga efektif dan efisien.
Penulis
kawakan, penulis amatiran yang karyanya sering di tolak media cetak, anak-anak
SMP dan SMA, para mahasiswa dan jutaan klasifikasi manusia dunia, sadar atau
tidak, membuat sebuah budaya yang baru: menulis tanpa syarat, batas dan aturan.
Setiap orang jadi penulis, meski yang ditulisnya hanya curahan-curahan hati
soal perut yang lapar, tubuh yang kelelahan, suasana sekitar atau soal
percintaan mereka dengan orang yang bersangkutan. Mereka tidak memedulikan
kaidah, tata bahasa, diksi, tema dan syarat-syarat menulis yang harusnya
diusung erat sebagai insan jurnalis yang berbudaya.
Memang
sebenarnya hal itu memiliki sisi positif. Akan tetapi ketika dilihat dari sudut
penulis yang baik, penulisan yang melupakan kaidah-kaidah ilmiah dapat menjadi
ancaman bagi budaya menulis negeri kita sendiri. Tidak ada salahnya dimulai dari
sekarang, kita, sebagai insan jurnalis yang berbudaya menerapkan budaya bahasa
yang baik agar budaya menulis yang baik tidak punah.
*persyaratan LPM Suaka
No comments:
Post a Comment