Sunday, December 30, 2012

Deleted Camp KPI 2011 dan Lainnyah



Rencana kemping kelas gagal sudah; cuaca buruk, yang excited cuma 6 orang, ga dapet izin dari mamah dan canubi. Lengkap deh. Mereka lebih milih saya buat ikutan acara museum. Iya sih, saya juga excited sama acara museum itu, tapi… Rasanya kangen banget tidur di alam bebas.

Apa saya musti mengendap-ngendap naik Manglayang?
Yaaaah. Tentu aja enggaklah. Saya masih waras (waras apa takut? Beda tipis!), lagi pula ternyata, tadi siang Ridho, temen sekelas saya yang turut menggagas kemping itu ngsms kalo cuaca buruk, dst, dst. Yasudah. Fix. Memang gak jadi.
Akhirnya dalam bis damri siang ini, pada sarung-sarung jok bertuliskan “Aku Cinta Indonesia” warna biru, saya berbisik: It’s time to say Hallo Museuuuuum! Gonna back to you after that last Friday.

After last Friday, karena Jumat kemarin saya juga ke Museum buat nonton film. Saya suka diskusi film di MKAA, itu keren apalagi ada Bang Tobing Jr. Tiap liat dia saya sering berbisik lirih; ini manusia udah kayak situs perfilman

Tapi di diskusi film Jumat lalu, bukan kata-katanya Bang Tobing yang mau saya kutip, tapi kata-kata Om Alfitri, orang keren yang duduk sebelah Bang Tobing di diskusi itu. Om Al ini juga pinter banget, dia cerita soal dirinya sedikit sebelum ngobrol soal Palestine dan film itu. Kata Om A, dia masuk Seni Rupa ITB tahun 1993, tapi DO karena dia jarang kuliah. Sebabnya? Dia gak punya passion sama Seni Rupa, meski di ITB. Sesederhana itu. Fyuh.
Terus Om Al daftar S1 lagi di Itenas, akhirnya beliau lulus juga bersandingkan gelar sarjana.

“Kita gak bisa nilai sekumpulan manusia dalam satu keranjang dengan nilai yang sama.’’
Itu kata-katanya Om Al di tengah-tengah berlangsungnya diskusi. Kata-kata ini rasanya nampar saya deh. Akhir-akhir ini saya memang sering nilai orang karena pengelompokan tertentu. Karena si A ada di kelompoknya si B, mereka berdua saya anggap sama. Padahal belum tentu gitu.
Saya sadar benar ini ga baik, saya sadar. Tapi rasanya susah sekali. Rasanya kelompok-kelompok begitu lekat dengan nilai individu. Ini sulit saya sangkal.

Semoga nanti-nanti saya bisa menyingkirkan pola pikir kayak begitu, dan tentu saja setumpuk pola pikir jelek lainnya. Hahaha. Aamiin.

2 comments:

Anonymous said...

hayu ke manglayang... :)

Pesta ulang tahun said...

nice post :D salam kenal yaaaa